Medan, Garda Bhayangkara
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Horas Bangso Batak dan DRS Law Firm menggelar konferensi pers terkait dugaan penistaan agama atas 2 akun tiktok di Sekretariat DPP HBB di Jalan Saudara No 31, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Sumatra Utara, Selasa (22/10/2024).
Dalam konferensi pers tersebut dihadiri Ketua Umum DPP Horas Bangso Batak, Lamsiang Sitompul, Ketua DPD HBB Sumatra Utara Tomson Marisi Parapat, Praktisi Hukum dari DRS Law Firm Dosma Roha Sijabat, dan Forum Kebhinekaan Indonesia Bersatu (FKIB) Ustad Martono.
Lamsiang Sitompul menjelaskan diadakannya konferensi pers tersebut terkait laporan penistaan agama yang telah dilaporkan yaitu akun tiktok Ratu Thalisa alias Ratu Entok, akun UNI RIVA 01 dan akun Sahabat Bang Zuma.
Kata Lamsiang, pihaknya bersama pelapor Dosma Roha Sijabat telah membuat laporan resmi kedua akun tiktok UNI RIVA 01 dan Sahabat Bang Zuma di SPKT Polda Sumatra Utara (Sumut).
“Untuk informasi lengkapnya, biar pelapor (Dosma Roha Sijabat) yang berbicara,” ujarnya.
Dosma mengatakan bahwa langkah dirinya melaporkan kedua akun tiktok UNI RIVA 01 dan Sahabat Bang Zuma serta Noora Aritonang karena telah mengolok-olok simbol agama Kristen dan Katolik.
“Kita tidak akan membiarkan kedua akun tersebut membahas secara live berkali-kali dengan mengolok-olok atas penafsiran Trinitas dan ayat alkitab,” jelasnya.
Dosma juga menuturkan bahwa dirinya harus menunggu hingga 4 sampai 5 jam di SPKT Polda Sumut karena penyidik yang menangani harus dengan cermat merunutkan pasal yang dimaksud.
Kata dia, atas pelaporan kedua akun tersebut, pasal yang dikenakan atas dugaan tindak pidana kejahatan ITE UU Nomor 1/2024 tentang Perubahan Kedua UU Nomor 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat 2.
“Akun tersebut menyamakan Trinitas itu diibaratkan sebuah alat kelamin pria,” ujar pria Batak yang enerjik ini.
Ketua DPD HBB Sumatera Utara, Tomson Marisi Parapat menegaskan agar laporan itu segera diproses kepolisian.
“Kami meminta Kapolda Sumut segera memproses laporan terkait dugaan penistaan Agama Kristen ini,” tegasnya.
Ditegaskan Tomson bahwa pemilik akun-akun Tiktok tersebut tidak bisa ditolerir dan harus segera ditangkap. Dia pun meminta Presiden Prabowo dan Kapolda Sumut segera menangkap pemilik akun-akun Tiktok tersebut.
“Kalau ini dibiarkan, maka Indonesia akan dipecah belah terus dan akan terjadi keributan dimana-mana. Saya minta Kapolda Sumut dan tim siber untuk menangkap pemilik akun-akun tersebut. Kami dari HBB terus memantau agar hukum ditegakkan seadil-adilnya,” tambahnya.
Sementara itu, Ustad Martono menyampaikan agar pihak berwenang segera menindak lanjuti kasus penistaan agama ini agar tidak terjadi dan berlanjut lagi dikemudian hari karena juga dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Sang ustad mengaku khawatir apabila laporan tersebut dianggap sepele dan meminta pihak kepolisian agar menindaklanjuti laporan tersebut.
Dia selaku yang beragama islam menjelaskan bahwa dilarang menjelekkan dan mencampuri urusan agama lain, karena semua ajaran agama mengajarkan yang baik.
“Saya juga beragama Islam, agama tidak boleh diperdebatkan dan meminta bapak Kapolda bisa menindak lanjuti agar tidak terjadi keributan khususnya di Kota Medan ini, terima kasih,” ucapnya.
