Tanah Karo, Garda Bhayangkara
Pita cukai rokok merek Omni diduga palsu karena pita cukai dan isi di bungkus berbeda. Pita cukai SKT (Sigaret Kretek Tangan) pada rokok SKM (Sigaret Kretek Mesin). Ironisnya rokok ini dijual bebas seakan tidak ada pengawasan dari pihak-pihak terkait.
Sesuai info dari narasumber di lapangan bebasnya peredaran rokok ini diduga kuat karena sudah ada membayar mill kepada Unit Ekonomi Polres Tanah Karo setiap bulannya.
Diketahui rokok Omni bisa menyebar luas di Tanah Karo sekitarnya karena diedarkan oleh sales rokok yang berinisial RBO dengan kordinator WND.
Selain rokok Omni, mereka juga membawa rokok merek lain seperti Tunggal, X Bold dan Raider yang juga tidak memakai cukai asli.
Terpantau puluhan ball rokok ilegal ini dibawa menggunakan mobil Grand Max warna hitam polos dengan nomor polisi BK 1536 UG. Oleh RBO, rokok-rokok ini kemudian dipasok ke toko-toko di seluruh wilayah Kabupaten Tanah Karo sekitarnya.
Untuk mengetahui apakah cukai yang dipakai palsu bisa dilihat pita cukai tertulis 12 batang namun dalam bungkus rokok berisi 20 batang.
Dinas Pendapatan dan Perdagangan Kabupaten Tanah Karo, melalui Kepala Bidang Perdagangan, Sembiring beberapa waktu lalu mengatakan akan segera menindak peredaran rokok ilegal itu.
Ia pun berjanji akan bersama-sama pihak Bea Cukai bergerak untuk melakukan penindakan.
Namun melihat rokok-rokok ilegal yang bahkan sudah menyebar luas di seluruh wilayah Sumatera, diduga kuat bisa terjadi karena adanya oknum-oknum Bea Cukai yang terlibat baik di pusat maupun daerah.
Tentu saja rokok tanpa cukai atau menggunakan pita cukai palsu sangat merugikan negara. Melihat massifnya peredaran rokok ilegal ini berakibat negara kehilangan miliaran rupiah pendapatan.
