Karo, Garda Bhayangkara
Korban erupsi Gunung Sinabung yang tersebar di tiga desa yakni Desa Suka Meriah, Desa Simacem dan Desa Bakerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo berharap agar dinas terkait segera menghentikan perambahan kayu yang dilakukan CV Rehulina (PT. Hartala).
Penebangan kayu di Puncak Siosar ini sudah berlangsung sejak bulan April 2024 hingga saat ini.
Saat tim media melihat langsung ke lokasi penebangan kayu, terlihat para pekerja sedang memotong kayu tanpa pedulikan keresahan warga.
Kepala Desa Suka Meriah, Yani Ginting (YG) ketika dikonfirmasi terkait penebangan kayu yang terus berlangsung mengaku sudah sangat resah dengan aktivitas penebangan pohon di Siosar.
“Kami berharap agar penebangan dihentikan, karena sangat mengancam kenyamanan kami,” ujar YG.
“Kami disuruh pemerintah menanam kayu, tapi di bawah ditebangi, hal ini sangat mengganggu namun apa daya suara kami tidak didengar,” ucap YG.
Sedang Kades Simacem, Senen Sitepu dan Kades Bakerah, Kasman Sitepu yang diminta tanggapannya mengatakan sudah beberapa kali menyampaikan keluhan warga ke dinas terkait namun sampai saat ini belum ada tanggapan. Mereka sudah sangat berharap agar penebangan kayu di Puncak Siosar dihentikan,
“Saya sudah sampaikan ke beberapa pihak terkait, namun penebangan kayu masih saja berlanjut, saya tidak tahu lagi harus bagaimana, padahal kami sudah sangat resah dengan penebangan jayu tersebut,” ujar kedua Kades tersebut.
Warga lainya berinisial DS (48) mengatakan akibat penebangan kayu banyak sekali kerugian yang dirasakan warga ketiga Desa, mulai dari kebisingan suara alat berat dan mobil pengangkut.
“Pertama tidur kami terganggu akibat suara kayu yang roboh di malam hari seperti gempa bumi skala kecil dan suara jeritan kayu, angin dari bawah desa lokasi penebangan semakin kencang masuk karena tidak ada lagi kayu yang biasa menjaring angin,” katanya.
“Bahkan jalan desa kami di lalu lalang mobil – mobil raksasa pengangkut kayu baik siang dan malam, jalan yang dibuat Jokowi ini tak akan bisa bertahan lama, padahal sangat jalan ini penting untuk Desa Bekerah, Simacem dan Sukameriah, belum lagi sampah – sampah debu serta serpihan kayu mengotori jalan kami” ujar DS sedih.
Ditambahkan warga Simacem, Desa Sinuraya (70). Di usia yang sudah senja ia ingin tenang menikmati hidup namun akibat adanya penebangan Kayu, membuat rasa nyaman dan tidur sangat terganggu.
“Tidur pun susah akibat ribut saat mereka menebang di malam hari dan mobil yang berlalu lalang, kami tidak tahu apa apa tolong lah hargai kami warga kecil ini” ujarnya sambil meminum obat.
“Harapan kami dengan adanya berita ini kiranya keluhan kami masyarakat korban erupsi Gunung Sinabung yang ada di Siosar merasa nyaman” ujar Surbakti warga penuh harap.
Sedang Kepala UPT KPH XV, Ramlan Barus yang dikonfirmasi sebelumnya, Sabtu (08/06/2024) tidak memberikan jawaban.
